Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2019

Cerpen: Renungan di Kala Senja

Sudah 40 menit aku hanya duduk terdiam di depan teras ini. Memandang jalan, menunggu berhentinya hujan yang sedang menetes dengan derasnya. Ributnya suara air yang terjun bebas menyentuh tanah rupanya begitu kunikmati. Bagaikan melodi di kala senja. Alam memainkan orkestra dengan merdunya. Seorang ibu melintas. Ia mengenakan pakaian serba biru, kecuali baju putih. Selendang biru, rok panjang biru. Gaya fashion yang menurutku cukup aneh untuk orang di sekitar sini. Sebelah tangannya membawa payung, sementara tangan kirinya sibuk memeluk barang bawaannya seakan tidak ingin yang dibawanya itu basah. Tiba-tiba dari arah berlawanan sebuah mobil melaju dengan kencangnya. Yang kulihat selanjutnya adalah seorang ibu dengan pakaian yang basah kuyup sebelah. Rupanya mobil yang lewat tadi melintasi genangan air di jalan yang membuatnya memercik kepada wanita itu. Ia berhenti sejenak, menatap tepat pada tas biru tua yang ia bawa. Sejurus kemudian ia memandang ke arahku. Sekilas menyentuh mat

Kade’ Munuh Ular Ka’ Babah Urat, Ular Mati Akar Nana’ Putus

Setiap daerah memiliki budayanya yang khas dan unik. Dalam setiap budaya biasanya dikenal ungkapan-ungkapan dalam bahasa daerah yang berisikan kearifan lokal masyarakat. Setiap daerah tentulah memiliki kearifan lokal yang berbeda-beda. Hal ini dapat terjadi sebab latar belakang, keadaan alam, dan kehidupan sosial masyarakat berbeda-beda pula. Ungkapan-ungkapan ini khas dan unik karena merupakan refleksi masyarakat atas kehidupan nyata yang mereka alami sehari-hari. Dalam tulisan ini penulis mau mempaparkan sebuah ungkapan yang berisi kearifan lokal masyarakat dari daerah di mana penulis berasal. Ungkapan tersebut ialah sebagai berikut: “kade’ munuh ular ka’ babah urat, ular mati akar nana’ putus”. Ungkapan ini dituturkan dalam bahasa Ahe, yaitu bahasa yang dipakai sub-suku Dayak Kanayatn. Apabila diterjemahkan secara bebas ungkapan ini dapat berarti sebagai berikut: kalau membunuh ular di bawah urat kayu, biarlah ularnya mati tetapi akarnya tidak putus. Kehidupan sehari-hari ma