Skip to main content

Hello World!!

Bagaimana aku mendefinisikan diriku? Di beberapa website setengah sosial media (maksudku forum), saja biasanya menulis deskripsi untuk akun saya sebagai berikut

Seorang homo sapiens; tidak nirmala tetapi di atas rata-rata; bukan penjahat namun kadangkala dipanggil Bang Sat; pencinta wanita, tpi lebih cinta kepada Sang Pencipta.

Well, suatu perkenalan yang singkat. Penuh makna karena sebetulnya sungguh kalimat dalam bahasa yang abstrak. Saya kira kenalan dengan diri saya tidak terlalu penting. Saya cukup sadar eksistensi diri ini memang nggak penting penting amat, lagipula pengalaman membuktikan tidak banyak yang ingin kenal lebih jauh selain dari sekedar tahu nama. Kenali sajalah diri saya dari pikiran-pikiran yang tertuang dalam tulisan-tulisan di blog sederhana ini.

Banyak orang yang berkata jangan lihat nasihat datang dari siapa. Kamu bisa ikuti saja kata-kata bijak dari orang jahat, sejauh kamu tidak ikuti perbuatan jahatnya. Basa-basinya kok panjang amat bang? Yup, setidaknya kamu sudah mengenal salah satu sifat saja. Saya suka berbasa-basi. Saya seringkali dipilih menjadi MC atau pembicara untuk berbagai acara, khususnya acara yang sifatnya tidak formal. Alasannya kenapa? Tentu saja karena di acara tidak formal saya tidak perlu menyampaikan kata-kata yang bermakna. Cukup omong kosong yang menghibur saja.

Inisiasi pembuatan blog ini sebetulnya ialah karena tugas mata kuliah Moral Fundamental ketika di Semester 3. Saya saat ini berstatus jomblo. Eee.. maksudnya saya saat ini adalah seorang frater. FYI, frater itu istilah yang disematkan kepada orang-orang yang sedang dalam pendidikan mau menjadi imam atau pastor di Gereja Katolik. Saya bergabung dalam Ordo Saudara Dina Kapusin Pontianak dan saat ini sedang berkuliah di Fakultas Filsafat UNIKA St. Thomas Sumatera Utara.

Istilah Malaikat Angkatan Darat yang saya pakai untuk menamai blog ini sejatinya saya temukan ketika saya sekolah di SMP Yos Sudarso Parindu. Saya sempat mengarang sebuah cerita pendek yang sedikit banyak berkaitan dengan asal-usul istilah Malaikat Angkatan Darat. Hmm, kamu bisa dibaca di sini. Entah secara kebetulan, blog ini dibuat pada tangal 29 September yang adalah Pesta Malaikat Agung dalam liturgi Gereja Katolik. Postingan pertama blog ini pun diposkan pada tanggal 1 Oktober yang adalah Pesta yang berkaitan dengan malaikat juga (oke, untuk yang ini disengaja)

Permenungan saya lebih lanjut setelah memasuki dunia hidup biara memberi arti yang lebih terhadap istilah Malaikat Angkatan Darat. Entah kenapa. Mungkin karena ada kata malaikatnya ya? Barangkali akan saya jelaskan lain kali.

Sebetulnya sejak SMP saya sudah mulai mengenal dan memasuki dunia blogging. Blog pertama itu saya beri nama Nyompu, dalam bahasa daerah berarti “orang kampung”. Kini blog tersebut sudah berisi cukup banyak postingan. Apa saja kira-kira isinya? Sebetulnya postingan saya di sana bersifat random alias gado-gado. Lebih berisi konten-konten profan yang saat ini saya kelola bersama beberapa teman dekat sejak menjadi seminaris di SMA Seminari Santo Paulus Nyarumkop. Waktu dulu sih isinya cukup banyak yang sekedar copas dari blog lain. Tapi, untuk sekarang isinya cukup banyak yang original dan postingan-postingan lama yang isinya nggak penting sudah dihapus. Kalau kamu berminat membacanya bisa klik di tautan ini. Update: Blognya udah nggak dikembangkan lagi, kami patah semangat karena AdSense-nya terblokir. Hiks...

Sdr. Darius memotong ayam untuk pesta ultah kedua ponakan.

Popular posts from this blog

Belajar dari Kegagalan Petrus dan Para Murid

Di tepi Danau Galilea, Yesus memanggil Simon untuk mengikuti-Nya. Ia akan dijadikan penjala manusia (Mrk. 1:16-20). Simon kemudian diberi nama Kefas atau Petrus yang berarti batu wadas atau batu karang (Mrk. 3:16). Nama tersebut sebagai tanda bahwa dialah ketua para rasul dan landasan Gereja yang akan didirikan oleh Kristus (Mrk. 8:29). Petrus adalah ketua sekaligus juru bicara para murid dalam peristiwa-peristiwa penting. Dia juga orang yang pertama kali menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias, yakni Kristus (Mrk. 8:29). Petrus ikut menyaksikan peristiwa transfigurasi atau pemuliaan Yesus (Mrk. 9:2-3). Namun, peristiwa penyangkalan terhadap Yesus sampai tiga kali ketika Yesus diadili merupakan pengalaman yang sangat memalukan. Pengalaman ini menumbuhkan penyesalan yang amat pahit baginya (Mrk. 14:72). Pengalaman memalukan itu diceritakan oleh Petrus kepada Markus (penginjil) bukan tanpa tujuan. Di balik penyangkalan tersebut, ada sesuatu yang ingin disampaikan Petrus kepada kita. Tidak...

Katekese: Sejarah Bulan Kitab Suci Nasional

Kini kita telah memasuki bulan September. Pada bulan ini Gereja Katolik Indonesia secara khusus menaruh perhatian pada Kitab Suci. Bagi kita, bulan September adalah Bulan Kitab Suci Nasional. Di setiap keuskupan di Indonesia dilakukan berbagai kegiatan untuk mengisi bulan ini, mulai di stasi/lingkungan, wilayah, paroki, biara, maupun di kelompok-kelompok kategorial. Misalnya, lomba baca Kitab Suci, pendalaman Kitab Suci di lingkungan, pameran buku, dan sebagainya. Perayaan Ekaristi berlangsung secara meriah, diadakan perarakan khusus untuk Kitab Suci, dan Kitab Suci ditempatkan di tempat yang istimewa. Sejak kapan tradisi Bulan Kitab Suci Nasional ini berawal? Untuk apa?  Untuk mengetahui latar belakang diadakannya Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) ini kita perlu menengok kembali Konsili Vatikan II. Salah satu dokumen yang dihasilkan oleh Konsili Vatikan II yang berbicara mengenai Kitab Suci adalah Dei Verbum (Sabda Allah). Dalam Dei Verbum para bapa Konsili menganjurkan agar jalan ...

Dosa Manusia dan Virus Komputer: Sebuah Analogi

Masa prapasakah dimulai dengan perayaan Rabu Abu. Masa prapaskah juga sering disebut masa pertobatan. Sebagai bentuk pertobatan, saya mengawali masa prapaskah ini dengan melakukan pengakuan dosa. Sejujurnya saya bukanlah umat beriman yang sering menerima sakramen pengakuan dosa. Saya biasanya mengaku dosa ketika mengawali dua peristiwa besar dalam Gereja Katolik. Pertama, Paskah, yang diawali dengan masa Prapaskah. Kedua, Natal, yang diawali dengan masa Adven. Dengan demikian, barangkali dalam setahun saya biasanya mengaku dosa hanyalah tiga kali. Selain sebelum Natal dan Paskah, saya juga melakukannya ketika retret sebelum pembaruan kaul. Dalam arti tertentu, saya melakukan pengakuan dosa ketika sedang ada “pengakuan dosa massal” saja. Tahun ini saya melewatkan pengakuan dosa yang dibuat pada masa Adven. Latar belakangnya, saat itu retret masa Adven kami dilakukan secara mendadak, dan ketika waktunya pengakuan dosa ada ramai sekali saudara. Saya lebih memilih mengalah dan a...