Skip to main content

Lagu: Bayi Pendamai

Akhir-akhir ini saya lagi rajin untuk mengetik partitur lagu. Sebenarnya sejak SMA saya dan teman-teman sering membuat berbagai lagu. Beberapa sudah ditulis, tapi kebanyakan hanya dinyanyikan saja. Dari yang sudah ditulis dan sudah berbentuk partitur itu pun sebetulnya masih banyak error yang membuatnya membingungkan. Maklumlah, saat itu masih belum tahu cara menulis lagu.



Setelah sekian tahun, saya sedikit banyak belajar tentang penulisan partitur musik. Kini timbul niatku untuk menulis ulang lagu-lagu lama yang pernah kami buat dulu. Well, lagu ini adalah salah satunya. Lagu yang berjudul Bayi Pendamai ini sejatinya dibuat untuk lomba lagu dan band pada pesta Natal ketika saya masih di seminari pada tahun 2014. Sayangnya karena kekurangan pemain drum kami tidak jadi membawakannya untuk lomba tersebut. Hanya kami tampilkan sebagai hiburan.

Lagu ini liriknya dibuat oleh Mico "Bang Dek", yang sebenarnya diambil dari lirik buatan kakak laki-lakinya. Untuk lagunya saya buat bersama "Rendi Kecil", idenya sebetulnya muncul ketika melihat iklan di NET. saat Ramadhan. Lagu ini sebelumnya hanya satu bait. Bait kedua saya tambahkan sendiri.

Dan ya, saat ini baru selesai dalam satu suara. Dalam waktu dekat, kalau sempat, saya rencanakan untuk bikin aransemen SATB alias empat suara. Semoga bisa selesai, karena ternyata lagu gaya Melayu ini lebih unik dari yang saya duga. Sepertinya akan sulit menulis banyak cengkok pada suara lainnya.




Partiturnya bisa diunduh di sini.

Comments

Popular posts from this blog

Belajar dari Kegagalan Petrus dan Para Murid

Di tepi Danau Galilea, Yesus memanggil Simon untuk mengikuti-Nya. Ia akan dijadikan penjala manusia (Mrk. 1:16-20). Simon kemudian diberi nama Kefas atau Petrus yang berarti batu wadas atau batu karang (Mrk. 3:16). Nama tersebut sebagai tanda bahwa dialah ketua para rasul dan landasan Gereja yang akan didirikan oleh Kristus (Mrk. 8:29). Petrus adalah ketua sekaligus juru bicara para murid dalam peristiwa-peristiwa penting. Dia juga orang yang pertama kali menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias, yakni Kristus (Mrk. 8:29). Petrus ikut menyaksikan peristiwa transfigurasi atau pemuliaan Yesus (Mrk. 9:2-3). Namun, peristiwa penyangkalan terhadap Yesus sampai tiga kali ketika Yesus diadili merupakan pengalaman yang sangat memalukan. Pengalaman ini menumbuhkan penyesalan yang amat pahit baginya (Mrk. 14:72). Pengalaman memalukan itu diceritakan oleh Petrus kepada Markus (penginjil) bukan tanpa tujuan. Di balik penyangkalan tersebut, ada sesuatu yang ingin disampaikan Petrus kepada kita. Tidak...

Katekese: Sejarah Bulan Kitab Suci Nasional

Kini kita telah memasuki bulan September. Pada bulan ini Gereja Katolik Indonesia secara khusus menaruh perhatian pada Kitab Suci. Bagi kita, bulan September adalah Bulan Kitab Suci Nasional. Di setiap keuskupan di Indonesia dilakukan berbagai kegiatan untuk mengisi bulan ini, mulai di stasi/lingkungan, wilayah, paroki, biara, maupun di kelompok-kelompok kategorial. Misalnya, lomba baca Kitab Suci, pendalaman Kitab Suci di lingkungan, pameran buku, dan sebagainya. Perayaan Ekaristi berlangsung secara meriah, diadakan perarakan khusus untuk Kitab Suci, dan Kitab Suci ditempatkan di tempat yang istimewa. Sejak kapan tradisi Bulan Kitab Suci Nasional ini berawal? Untuk apa?  Untuk mengetahui latar belakang diadakannya Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) ini kita perlu menengok kembali Konsili Vatikan II. Salah satu dokumen yang dihasilkan oleh Konsili Vatikan II yang berbicara mengenai Kitab Suci adalah Dei Verbum (Sabda Allah). Dalam Dei Verbum para bapa Konsili menganjurkan agar jalan ...

Cerpen: Kala Kerja

Cahaya matahari yang menyinari taman sebelah pastoran itu sudah nyaris kemerahan, artinya sebentar lagi matahari berpendar meninggalkan takhtanya. Satu hal yang aku rasakan sekarang. “Gua pusing beb..!!” gugamku kepada Vian, rekan kerjaku sebagai sekretaris asrama seminari yang tak lama lagi jabatan kami ini segera diambil alih oleh adik kelas kami kelas Syntaxis. “Heh, ga usah panggil gua pake beb kalii, jijik gua.., maho lu..” jawabnya dengan ekspresi dibuat-buat “Halaah, pake jijik segala, udah biasa juga..” Aku berdiri, mengambil tumpukan kertas kosong yang sekarang sudah tercetak ribuan huruf di atas permukaannya. “Sisa empat paket lagi nih..” laporku kepada kolegaku itu. “Oke, oke... huahhmm.., kita tadi ngerjain ini dari jam berapa ya bos?, udah sore banget ni” “Ga tau ah, pokoknya dari setelah makan siang tadi” jawabku seadanya. “Emang sialan itu Baden, laptop pake dibawa ke Sanggau Ledo segala lagi, mana data disitu semua.., ini kan ngerjain kita namanya sob, ini juga ...